Teropong Qari : Biografi Syaikh Sudais
Bismillah…...
Seorang imam yang dikenal dalam membaca Al Qur’an dengan artikulasi yang jelas dan suara yang khas, merdu dan penuh perasaan ketika membawakan bacaan Al quran secara murottal. Beliau adalah salah satu imam Masjidil Haram yang terkenal (masyhur) dan dikenal luas di seluruh dunia Islam dengan suaranya yang merdu dan khusyuk. Bahkan tak jarang ada jemaah haji yang sholat di Masjidil Haram, meneteskan air mata saat diimami Beliau. Tersentuh dan hanyut dalam keindahan suara Beliau. Siapakah Dia ?
“Prof. DR. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad as-Sudais an-Najdi”
Benar…Beliau adalah Prof. DR. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Abdul Aziz bin Muhammad as-Sudais atau lebih dikenal dengan Abdurrahman as-Sudais atau dengan panggilan akrabnya Syaikh As-Sudais, Lahir di Riyadh, Arab Saudi pada 10 Februari 1960 dari kabilah keluarga Anza. Beliau adalah Imam dan Khatib Masjidil Haram yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
Tempat lahirnya lebih tepat di kota al-Bukairiyah, yang saat ini berada di Provinsi Qasim. Ia menjadi Imam dan Khatib Masjidil Haram sejak tahun 1404 H, pertama kali menjadi Imam salat ashar pada tanggal 22 Sya'ban 1404 H dan pertama kali menyampaikan khutbah pada tanggal 15 Ramadhan 1404 H
Kehidupan dan Pendidikan
Ia menghabiskan masa kecilnya di Riyadh, kemudian ia menyelesaikan pendidikan dasar di Sekolah Dasar al-Mutsanna bin Haritsah kemudian disambung ke Ma'had Riyadh Al-'Ilmi (Sekolah Menengah Kejuruan) Riyadh dan selesai pada tahun 1399 H/ 1979 M dengan nilai "Mumtaz" (istimewa/Cum Laude) dari Scientific Institution ( Institut Sains ) Riyadh pada usia 17–18 tahun. Dan ia telah menghafal al-Qur'an pada usia 12 tahun, dan menghafal al-Qur'an dari banyak guru di Riyadh atas bimbingan Syaikh Abdurrahman bin Abdullah Alu Faryan, kedua orang tuanya berterima kasih kepada guru-guru yang telah mengajarkan as-Sudais. Ia juga belajar dari Syaikh al-Muqri Muhammad Abdul Majid Dzakir dan Syaikh Muhammad Ali Hasan. Dan lulus dari sekolah tersebut dengan membaca al-Qur'an menggunakan qira'at Hafs dari Ashim pada tahun 1979/1399 H dengan predikat sangat baik, kemudian ia melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi di Universtas Riyadh pada fakultas syariah dan lulus pada tahun 1403 H/ 1983 M (umur 21–22 tahun). Dan menjadi anggota PPI (Pengetahuan Pokok Islam) sebagai pemberi ceramah atau dosen.
Pada tahun 1404 beliau mendapatkan SK Resmi dan ditunjuk sebagai Imam dan Khotib Masjid al-Haram, Makkah. Di sana pertama kalinya beliau menjadi imam pada sholat Ashr tanggal 22 Sya’ban 1404 H. Khutbah pertama pada hari kelima belas bulan Ramadhan 1404 H.
Pada tahun 1408 H/ 1987 M (umur 25–26 tahun) ia menyelesaikan studi magisternya dengan predikat "Mumtaz" ( istimewa/Cum Laude ) dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Fakultas Syari'ah Jurusan Ushul Fiqih dengan gelar Master Degree ( Ph.D ). Kemudian beliau diberi tugas untuk menjadi asisten dosen di Universitas terkemuka Ummul Qura’, Makkah. Dan ia menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas dimana ia bertugas yakni Universitas Umm Al-Qura dengan predikat predikat "Mumtaz" ( istimewa/Cum Laude ),dengan disertasinya yang berjudul Studi dan Penelitian Kitab al-Wadhih fi Ushulul Fiqh karya Abu al-Wafa bin 'Aqil al-Hanbali dicetak pada tahun 1416 H/1995 M (umur 33–34 tahun). Dalam menulis disertasinya ia dibimbing oleh Prof. Ahmad Fahmi Abu Sanah, dan sidang disertasinya dipimpin oleh Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin at-Turki, Sekretaris Jenderal Rabithah al-'Alam al-Islami dan Dr. Ali bin Abbas al-Hakami, Direktur Pascasarjana Fakultas Syari'ah Universitas Umm Al-Qura. Ia mendapatkan gelar Profesor bidang Ushul Fiqih atas penelitiannya dengan judul Permasalahan-permasalahan Ushul Fiqih yang terkait dengan dalil-dalil syar'i yang dipertentangkan Ibnu Qudamah al-'Azali.
Penghargaan
Melalui sebuah event tahunan di Dubai ia mendapatkan penghargaan sebagai Figur Islami ( Tokoh Muslim ) tahun 2005 ke-9 (Islamic Personality Of the year) dari Penghargaan al-Qur'an Internasional Dubai atau “Dubai International Holy Quran Award” sesi kesembilan atas jasanya dalam bidang al-Qur'an dan Islam.
Akhlak dan Muamalah
Sheikh Abdurrahman Al-Sudais memiliki suara bacaan Al-Qur`an yang khas, sehingga hampir semua kaum muslimin yang pernah menunaikan haji atau umrah akrab dengan suaranya. Selain suaranya yang khas beliau juga terkenal ramah dan lemah lembut, serta cepat akrab dengan siapa saja. Sikap cepat akrab dan lemah lembut dengan selalu menebar senyum itulah yang membuat banyak orang betah menemaninya, apalagi untuk membahas seputar masalah-masalah agama.
Dan satu lagi kelebihan beliau adalah senang "mengoleksi" banyak bahasa, walaupun hanya sepatah kata, terutama bahasa gaul. Senyum lembut ditambah dengan sepatah bahasa setempat itulah membuat beberapa orang yang tadinya tidak mengenal Islam sama sekali menjadi tertarik.
Salah satu contohnya terjadi saat sang imam menginap selama dua malam di salah satu hotel di kota Beijing. Sheikh Sudais dapat mengislamkan lima orang China dari karyawan hotel tersebut yang tertarik dengan sikap sang imam.
"Di tengah malam dua warga China datang di kamar hotel, dan ia menyatakan ingin memeluk Islam. Saya jelaskan lewat seorang penerjemah lulusan salah satu Universitas Islam di Saudi, agar kunci pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadah," katanya seperti dikutip harian Al-Riyadh, Saudi.
Tidak beberapa lama lagi, tiga orang lainnya datang ke ruangan Sheikh Sudais yang tidak pernah ditutupnya semenjak masuk hotel hingga kembali ke negaranya. Ketiga orang warga negeri Tirai Bambu itu datang berniat yang sama. Setelah acara pengucapan kalimah syahadah, Sheikh menanyakan lewat penerjemah sebab mereka tertarik masuk Islam. Mereka serempak menjawab "tertarik dengan sikap Sheikh yang selalu hangat dengan senyum lembut".
"Selain itu, rasa percaya penuh kepada kami karena pintu kamar Sheikh selalu dibuka hingga meninggalkan hotel. Dan, satu lagi, sapaan Sheikh dengan bahasa China yang didapatnya pada hari pertama tiba," ujar mereka.
Nasehat Syaikh As Sudais
Inilah diantara nasihat Imam Syaikh As-Sudais berkaitan dengan kewajiban kita terhadap Al-Qur’an Semoga bermanfaat, dan marilah kita berlomba-lomba untuk mengamalkannya (fastabiqul khairat)!
1. Mengimani dan mempercayai bahwa Al-Qur’an itu datang dari Allah. Ia juga merupakan firman Allah (yang diberikan) kepada hamba-Nya; Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam
2. Membacanya. Karena dalam membacanya terdapat pahal yang besar
3. Merenungkan kandungannya.
4. Mengambil peringatan dan pelajaran dari nasihat Al-Qur’an.
5. Berperilaku dengan akhlak Al-Qur’an. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu anha, ketika beliau ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab, “Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur’an”
6. Mengamalkan Al-Qur’an, sehingga nilai-nilai Al-Qur’an bisa hidup di tengah masyarakat.
7. Berhukum dengan Al-Qur’an di setiap permasalahan yang ada.
8. Berobat dengan Al-Qur’an.
Alangkah indah bait puisi milik Asy-Syatibi
“Sungguh kitab Allah adalah penyelamat yang setia, kekayaan yang sempurna juga derajat yang mulia”
“Dia teman duduk yang perkataannya tak pernah membosankan, dan mengulangi membacanya semakin ia menampakkan keindahannya”
“Wahai para pembaca Al-Qur’an, berpeganglah teguh kepadanya, muliakanlah ia disetiap tempat dan waktu kalian berada”
Alangkah indah dan nikmatnya kedua orang tuamu, mereka bermahkotakan cahaya dan bermandikan perhiasaan (karena kamu membaca Al-Qur’an)”
Demikian Sekelumit cuplikan dari biografi Beliau. Semoga Allah menjaganya dan memudahkan urusan-urusannya. Amin.
Referensi :
- Wikipedia
- Biografi Syekh AsSudais_atTawasee
- Dan beberapa sumber lainnya
0 komentar:
Posting Komentar