Jangan Kotori Dunia Anak
Melihat anak-anak tertawa lepas, berlarian dan bermain bisa menjadi obat stres tersendiri bagi sebagian orang. Atau saat melihat si kecil tengah menikmati buku bacaannya atau asyik belajar mengenai pelajaran yang disukainya juga bisa menjadi obat kepenatan bagi manusia dewasa. Demikianlah dunia anak-anak yang berwarna-warni, indah dan masih polos.
Saudara, keindahan dunia anak memang seharusnya kita lestarikan dan kita jaga. Bukan malah kita kotori dengan berbagai macam sampah yang akan merusak keindahanya. Jangan berpikir bahwa sampah itu hanya berwujud kekerasan fisik, kekangan di luar batas kemampuan atau perbuatan yang semisal.
Tapi, sampah itu dapat berwujud benda atau kebiasaan yang sering dianggap wajar oleh kita sebagai orang tua. Sebut saja game offline maupun online, televisi, kebiasaan orang tua yang jelek semisal bicara tidak sopan atau tidak mau beribadah dan yang lain sebagainya. Itulah sampah yang dapat mengotori keindahan dunia anak yang masih polos. Miris memang. Karena masih banyak yang seakan kurang tanggap dengan fenomena ganjil ini.
Dengan dalih untuk mengalihkan perhatian anak supaya tidak main di luar rumah, para orang tua masih rela menitipkan anak-anak mereka kepada TV, Playstation dan yang lainnya. Kita masih tak sadar bahwa itu ibarat kata pepatah, “Keluar kandang singa, masuk lubang buaya.”
Banyak anak yang suka melamun karena membayangkan tentang adegan yang seharusnya belum ia konsumsi dari TV, tidak sedikit juga anak-anak yang menjadi penakut karena telah sering menonton tayangan mistik di televisi.
Para orang tua, Hari Anak Nasional baru saja kita lewati. Mari kita ubah segala hal yang mengandung dampak negatif perkembangan anak kita mulai saat ini. Kita juga harus ingat bahwa anak kita adalah amanah dari Allah untuk kita jagam rawat dan didik. Bila kita sudah memiliki anak tapi kita tidak merasa peduli dengan tumbuh kembang mereka secara jasmani dan rohani, berarti kita memang belum siap untuk menjadi orang tua. Kita belum pantas menjadi seorang tua dari anak yang kita miliki.
Wallahu a’lam. — diSidayu.
Repost dari artikel di https://www.facebook.com/msutqalfurqon?ref=ts&fref=ts
0 komentar:
Posting Komentar