SIDAYU – “Ini adalah acara dauroh tajwid Al-Qur’an yang pertama
kali dalam sejarah Al-Furqon, selama yang ana tahu.” Tutur Syaikhuna Al-Ustadz
Ahmad Sabiq, dalam sambutan sebagai ketua Yayasan Al-Furqon Al-Islami,
Srowo-Sidayu-Gresik pada saat pembukaan dauroh.
Jika Ma’had Al-Furqon setiap tahun mengadakan dauroh Bahasa Arab
dengan mempelajari kitab Mukhtarot, Ringkasan Kaidah Bahasa Arab yang
ditulis oleh Syaikhuna wa Waaliduna Al-Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron dan kitab
Mulakhkhosh yang ditulis oleh Fu’ad Ni’mah, setiap tahun juga mengadakan
dauroh Syar’iyyah Romadhon, dan dauroh-dauroh lainnya dalam berbagai bidang
ilmu syar’i, maka dauroh yang mengangkat tema Tajwid dan Tahsin Al-Qur’an inilah
yang pertama di Ma’had Al-Furqon.
Acara ini dirancang oleh team panitia MSUTQ Al-Furqon dengan
mengundang Al-Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi. Kemudian disetujui dan diresmikan oleh
Yayasan Ma’had Al-Furqon Al-Islami. Dengan demikian, MSUTQ mendapat prioritas
lebih dalam dauroh tajwid ini, disamping itu MSUTQ memang lebih membutuhkan
materi-materi seputar Al-Qur’an.
Jadwal khusus MSUTQ dilaksanakan di lantai dua Masjid Jami’ Shultan
Az-Zakari. Dihadiri oleh segenap pengajar dan pegawai yang terkait dengan MSUTQ
dan ditambah para calon pengajar MSUTQ yang tahun depan bersedia mengabdi di
MSUTQ. Dalam ruangan yang sudah didesain dengan sedemikian rupa oleh team
panitia dan ada tambahan snack ringan dan minuman sebagai penghangat acara. “Alhamdulillah,
cukup menggembirakan dan terkesan berkelas!” ugkap sebagian peserta.
Jadwal khusus ini pada sesi pertama yaitu Selasa (6/4/1436 H)
dimulai pukul 09.30 membahas buku Metode As-Syafi’i pembahasan Iqro’. Kita bisa
menyimak latar belakang pembuatan dan penulisan metode tersebut melalui penulisnya
langsung, target dan cara pengajaran pun disampaikan dengan baik. Dan selesai sampai
menjelang dzuhur dalam satu pertemuan.
Pada sesi kedua, sore harinya mulai memasuki pembahasan Metode
As-Syafi’I edisi pendalaman. Saat itu, kita dibekali ilmu Makharij dan Shifat
huruf-huruf Al-Qur’an, dengan tambahan penjelasan dari kitab induknya. Mungkin
ini adalah materi baru bagi sebagian peserta, karena ilmu tajwid di Ma’had
Al-Furqon tidak sematang ilmu Nahwu, Fiqih, dan lainnya yang sudah menjadi
keunggulan Ma’had Al-Furqon. Selama ini ilmu tajwid diajarkan untuk santri di Ma’had
Al-Furqon sebatas tajwid dasar yang hanya membahas Ahkam Tajwid nun
sukun dan tanwin, mim sukun, bacaan mad secara umum, dan waqaf
secara umum. Barangkali juga disebabkan guru yang berkompeten di bidang itu
memang belum ada.
Yang jelas, ilmu tajwid juga penting dan salah satu cabang keilmuan
yang agung karena dengan ilmu tajwid kita mampu membaca Al-Qur’an dengan benar
dan tidak terjatuh dalam kesalahan, baik yang ringan maupun jelas (yang dalam
ilmu tajwid disebut dengan lahn jaliy dan lahn khafiy).
Dauroh berjalan selama tiga hari, dan diadakan penutupan pada hari Kamis
(8/4/1436 H) siang ba’da dzuhur. Penutupan ini adalah nasehat terakhir
dari Al-Ustadz Kurnaedi dan pesan-pesan berharga untuk para pengajar Al-Qur’an
dan penyerahan hadiah kepada 4 peserta dauroh yang berhasil mendapat nilai
tinggi dalam ujian yang diberikan oleh Al-Ustadz Kurnaedi pada hari Rabu
sebelumnya. Hadiahnya cukup menarik, yaitu kitab tajwid tebal yang ditulis
langsung oleh Al-Ustadz Kurnaedi. Alhamdulillah, sebagai catatan admin blog
MSUTQ AL-FURQON ini juga termasuk yang mendapat hadiah. Senang sekali rasanya
menjadi panitia tapi masih bisa ikut belajar.
Khusus untuk panitia yang berjumlah kurang lebih lima belas anggota,
setelah lelah dan penat 3 hari mengerjakan tugas kepanitiaan sambil belajar dengan
waktu yang padat, maka pada Kamis malam ba’da Isya’ diundang pada acara ramah
tamah makan bersama di kantor guru MSUTQ. Alhamdulillah.
Inilah sekilas info acara dauroh yang sempat diinformasikan pada
postingan sebelumnya. Dan insyallah, video-video dokumentasi dauroh
setelah dirapikan oleh team dokumentasi, akan diupload di youtube dan bisa
disaksikan juga melalui blog ini pada postingan berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar